Pada suatu hari, di halaman rumah
terdapat bangku taman yang di duduki oleh ayah yang berumur 61 tahun dan anak
yang berumur 27 tahun. Pada saat itu sang anak dan sang ayah duduk berdampingan,
sang anak sedang membaca Koran dan sang ayah sedang melamun dalam keheningan
mereka berdua. Selang beberapa lama
terdapat burung gereja hinggap di pohon, dengan seketika lamunan sang ayah
langsung terpecah kemudian dilihatnya burung gereja tersebut dan bertanya pada
sang anak. “Nak apa itu?” sang anak menjawab dengan nada yang tak menyenangkan
“itu adalah burung gereja”. Sang ayah diam sejenak dan bertanya lagi dengan
pertanyaan yang sama “ nak apakah itu?” dengan sedikit jengkel dan membentak
sang anak menjawab “sudah kubilang itu hanya burung gereja!” sang anak langsung
mengusir burung gereja dengan Koran yang ada ditangannya. Dengan seketika
burung gereja itu langsung terbang diatas kepala sang ayah, dan sang ayah pun
melihat nya, kemudian suasana hening kembali terjadi.
Tanpa disadari burung gereja tersebut
tidak terbang menjauh melainkan burung gereja itu hanya berpindah tempat ke
batu yang ada di samping bangku taman tersebut. Lalu sang ayah melihat burung
gereja terebut dan bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama pada sang anak,”Nak
apa itu?” dengan sedikit marah anak itu menjawab dan membentak sang ayah “
Sudah ku bilang itu hanya burung gereja!, burung G-E-R-E-J-A !”. sang ayah
langsung diam, namun sang anak tetap melihat sang ayah dengan pandangan yang
amat sinis, keheningan pun terjadi lagi. Lalu sang ayah kembali bertanya “apa
itu nak?” dengan marah sang anak menjawab “ ayah ini kenapa sudah kubilang
berkali-kali itu hanya burung gereja! Dan ayah tidak mengerti juga!”. Sang ayah
beranjak berdiri dari bangkunya lalu sang anak bertanya dengan nada yang sangat
marah “ayah kamu mau kemana?” namun sang ayah tidak menjawab tapi hanya
melambaikan tangannya kepada sang anak. Dengan sedikit menyesal sang anak
merenungi apa yang ia perbuat dengan melihat burung gereja yang di lihat oleh
sang ayah.
Tak lama kemudian sang ayah datang lagi sambil
membawa buku dan langsung duduk dekat sang anak. Kemudian sang ayah membuka
buku dan mencari halaman yang akan ditunjukan kepada sang anak, setalah ketemu
dengan halaman yang dicarinya di tunjukkanlah buku itu kepada sang anak dan
kemudian berkata pada sang anak dengan nada yang sangat lembut “baca yang keras
tulisan yang ada di buku itu”. Kemudian sang anak membaca dengan keras “Hari
ini anak bungsuku, yang baru saja berumur 3 tahun sedan duduk di taman
bersamaku, manakala datanglah seekor burung gereja datang dan hinggap di depan
kita berdua anak ku bertanta 21 kali, ayah itu apa? Aku pun senantiasa menjawab
21 kali, bahwa itu adalah seekor burung gereja, saya peluk anakku setiap kali
ia menanyakan hal yang sama berulang kali tanpa marah sedikitpun, aku berikan
kasih sayang kepadanya” sang ayah tersenyum dan sang anak menutup buku itu
dengan perasaan yang sangat terharu.
Kemudiaan sang anak memeluk sang ayah
dengan kasih sayang sambil mengatakan “maaf kan aku ayah karena aku tidak
mengerti maksud ayah” sang anak menangis dan memeluk ayahnya dengan erat. Pada
saat sang ayah dan sang anak berpelukan di sisi lain sepasang burung gereja
yang hinggap di bangku taman pergi dan terbang bersama ke awan.