Senin, 03 September 2012

Diantara kejadian di akhir Zaman


Dari Ali RA, ia berkata, "Apabila aku menceritakan suatu hadits dari Rasulullah SAW, maka demi Allah, lebih baik aku terjatuh dari langit daripada aku berdusta atas namanya. Karena itu, apabila aku ceritakan kepada kalian sesuatu yang terjadi antara aku dan kalian, karena sesungguhnya perang adalah tipu daya. Dan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Di akhir jaman nanti akan muncul suatu kaum yang umur mereka masih muda, dan akal merekapun masih bodoh. Mereka mengatakan (yang kelihatannya) dari sebaik-baik perkataan manusia, (namun untuk tujuan yang jahat), iman mereka tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya. Maka dimanapun kalian menemui mereka, bunuhlah, karena barangsiapa yang membunuh mereka akan mendapat pahala bagi pelakunya pada hari qiyamat". [HR.Bukhari juz 8, hal. 52]

Dari 'Ali, ia berkata : Apabila aku menceritakan suatu hadits dari Rasulullah SAW kepada kalian, maka lebih baik aku jatuh dari langit, daripada aku mengatakan sesuatu atas nama beliau padahal beliau tidak mengatakannya. Karena itu apabila aku menceritakan kepada kalian sesuatu yang terjadi antara aku dan kalian, karena sesungguhnya perang adalah tipu daya. Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Di akhir zaman nanti, akan muncul suatu kaum yang umur mereka masih muda, dan akal mereka pun masih bodoh. Mereka mengatakan (yang kelihatannya) dari sebaik-baik perkataan manusia, (namun untuk tujuan yang jahat). Mereka juga membaca Al-Qur`an, namun tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya. Maka apabila kalian menjumpai mereka, bunuhlah, karena bagi yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah pada hari qiyamat nanti". [HR. Muslim juz 2, hal. 746, no. 154]

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Akan ada suatu kaum ditengah-tengah kalian, yang kalian akan meremehkan shalat kalian bila melihat shalat mereka, meremehkan puasa kalian bila melihat puasa mereka, dan meremehkan amal kalian bila melihat amal mereka. Mereka membaca Al-Qur`an, namun tidak sampai melewati kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya. Ia melihat pada ujung panahnya, namun tidak mendapatkan sesuatu, melihat pada batangnya, juga tidak menemukan sesuatu, melihat pada bulunya, juga tidak melihat sesuatu, dia pun ragu pada pangkal panahnya". [HR. Bukhari juz 6, hal. 115]

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy dan Anas bin Malik dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Akan ada dari ummatku perselisihan dan perpecahan. Mereka adalah orang-orang yang (kelihatannya) sangat bagus perkataannya tetapi sebenarnya mereka itu buruk perbuatannya. Mereka itu membaca Al-Qur'an, namun tidak melewati tenggorokannya. Mereka itu keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya. Mereka itu tidak akan kembali sehingga anak panah kembali ke busurnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluq maupun akhlaqnya. Beruntunglah orang yang membunuh mereka maupun yang dibunuh oleh mereka. Mereka itu (kelihatannya) mengajak kepada kitab Allah, padahal mereka itu sedikitpun tidak melaksanakannya. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka ia di sisi Alah adalah lebih utama dari pada mereka". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tanda-tanda mereka ?". Beliau bersabda, "(Mereka itu) gundul". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 243, no. 4765]

Dari Anas bin Maalik dan Abu Sa'id Al-Khudriy, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Akan ada pada umatku silang selisih dan perpecahan. Mereka itu adalah orang-orang yang (kelihatannya) sangat bagus perkataannya, tetapi sebenarnya perbuatannya sangat buruk. Mereka membaca Al-Qur'an, tetapi tidak melewati tenggorokan (tidak meresap di hati). Seseorang diantara kalian menganggap remeh shalatnya bila melihat shalat mereka, juga menganggap remeh puasanya bila melihat puasa mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah dicabut dari buruannya, mereka tidak akan kembali hingga anak panah kembali ke busurnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluq dan juga ahlaknya. Beruntunglah bagi orang yang membunuh mereka maupun yang dibunuh oleh mereka. Mereka mengajak kepada kitab Allah, padahal mereka tidak melaksanakannya sedikitpun. Bar`ngsiapa yang memerangi mereka, dia lebih utama di hadapan Allah daripada mereka itu. Para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tanda mereka ?". (Rasulullah SAW) bersabda, "Mereka itu gundul". [HR. Ahmad juz 4, hal. 446, no. 13337]

Sesungguhnya Abu Sa'id Al-Khudriy berkata : Ketika kami sedang berada di sisi Rasulullah SAW, pada waktu beliau membagi-bagikan harta (rampasan perang), tiba-tiba datang Dzul Khuwaishirah kepada beliau, ia adalah seorang laki-laki dari Bani Tamim dan berkata, "Ya Rasulullah, berlaku adillah !". Rasulullah SAW bersabda, "Celaka kamu, siapa orang yang adil, jika aku tidak adil ?. Sungguh, aku menyesal dan rugi jika aku tidak adil". Lalu Umar bin Khaththab RA berkata, "Ya Rasulullah, izinkanlah aku untuk memenggal leher orang itu". Rasulullah SAW bersabda, "Biarkanlah dia, karena dia mempunyai teman-teman yang seseorang diantara kalian akanmemandang remeh shalatnya apabila melihat shalat mereka, memandang remeh puasanya bila melihat puasa mereka. Mereka itu membaca Al-Qur`an, namun tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah yang dicabut dari buruannya. Dilihat pada ujungnya, namun tidak didapati apa-apa, kemudian dilihat pada sambungan lancipnya, maka tidak didapati apa-apa, kemudian dilihat pada batangnya, juga tidak didapati apa-apa, kemudian dilihat pada bulunya, juga tidak didapati apa-apa, padahal anak panah itu telah menembus kotoran dan darah. Tanda-tanda mereka adalah orang yang hitam, salah satu lengan atasnya seperti payudara perempuan, atau seperti sepotong daging yang menonjol. Mereka keluar diwaktu terjadi perpecahan diantara manusia". Abu Sa'id berkata, "Aku bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa 'Ali bin Abu Thalib RA telah memerangi mereka, dan aku ikut bersamanya, lalu diperintahkan agar orang laki-laki tersebut dicari, lalu orang tersebut ditangkap dan dihadapkan kepada 'Ali, sehingga aku bisa melihat kepadanya tanda-tandanya sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW tersebut". [HR. Muslim juz 2, hal. 744]

Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata : Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir kalau keburukan itu akan menimpa saya. Saya bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di masa jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?". Nabi SAW menjawab, "Ya". Saya bertanya lagi, "Dan apakah setelah keburukan itu akan ada lagi kebaikan ?". Nabi SAW menjawab, "Ya". Dan padanya ada asap kelabu (percampuran yang baik dan yang buruk). Saya bertanya, "Apa itu yang dimaksud asap ?". Nabi SAW menjawab, "Ada suatu kaum yang memakai petunjuk bukan dengan petunjukku, kamu mengenal mereka dan mengingkarinya". Saya bertanya, "Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan ?". Nabi SAW menjawab, "Ya, yaitu orang-orang yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka (mengikutinya), maka mereka akan melemparkannya ke Jahannam". Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka kepada kami". Nabi SAW bersabda, "Mereka adalah orang-orang dari daging kulit kita sendiri, dan mereka berbicara dengan lisan kita". Saya bertanya lagi. "Lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya jika saya mendapati yang demikian itu ?". Beliau bersabda, "Tetaplah kamu menetapi jama'ah muslimin dan imam mereka". Saya bertanya lagi, "Jika tidak ada jama'ah muslimin dan imam (lalu bagaimana) ?". Beliau bersabda, "Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, meskipun kamu harus menggigit akar-akar pohon sehingga mati menjemputmu, sedangkan kamu dalam keadaan demikian itu". [HR. Bukhari juz 4, hal. 178]

Menyebar-luaskan ilmu dan larangan menyembunyikannya

Firman Allah SWT :

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya. [QS. An-Nahl : 44]

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [QS. Al-Maidah : 67]

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [QS. An-Nahl : 125]

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Al-Jumu'ah : 2-3]

Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. [QS. Al-Baqarah : 119]

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Baqarah : 159 - 160]

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka, dan bagi mereka siksa yang amat pedih. [QS. Al-Baqarah : 174]
Hadits-hadits Nabi SAW :

Dari Utsman (bin Affan) RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya". [HR. Bukhari juz 6,hal. 108]

Dari Abdullah bin 'Amr, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat". [HR. Bukhari juz 4, hal. 145]

Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Semoga Allah memberi kebaikan kepada orang yang mendengar sesuatu dariku lalu menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya, karena kadangkala orang yang diberi penyampaian itu lebih bisa memahami daripada orang yang mendengar langsung". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 142, no. 2795, ia berkata : "Ini hadits Hasan Shahih"]

Dari Sahl bin Sa'ad bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada Ali RA), "Demi Allah, sungguh Allah memberi petunjuk kepada satu orang lantaran kamu, itu lebih baik bagimu dari pada kamu mendapatkan onta merah". [HR. Bukhari juz 4, hal. 207; Muslim juz 4, hal. 1872]

Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu ia berkata, "Sesungguhnya kendaraan saya binasa, maka bawalah saya naik kendaraan". Beliau bersabda, "Aku tidak punya". Lalu ada seorang laki-laki berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya bisa menunjukkan kepada orang yang bisa membawanya". Maka Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, ia akan mendapatkan (pahala) seperti orang yang mengerjakannya". [HR. Muslim juz 3, hal 1506]

Dari Abu Mas'ud, ia berkata : Pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu minta kepada beliau. (Nabi SAW) menjawab : "Saya tidak mempunyai sesuatu yang bisa saya berikan kepadamu, tetapi datanglah kamu kepada si fulan". (Abu Mas'ud) berkata, "Lalu orang tersebut datang kepada orang (yang ditunjuk oleh Nabi tersebut), lalu orang itu memberinya". Maka Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia mendapatkan (pahala) seperti orang yang mengerjakannya, atau orang yang melakukannya". [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya juz 1, hal. 525, no. 289]

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu petunjuk (jalan yang baik), maka dia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosanya orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun". [HR. Muslim juz 4, hal. 2060]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui, lalu dia menyembunyikannya, maka pada hari qiyamat ia akan dikendali dengan kendali api neraka". [HR. Tirmidzi, dan ia menghasankannya, juz 4, hal. 138, no. 2787]

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu yang dengan ilmu itu Allah memberi manfaat kepada manusia didalam urusan agama, maka pada hari qiyamat Allah akan mengendalinya dengan kendali api neraka". [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 97, no. 265, dla'if karena di dalam sanadnya ada rawi bernama Muhammad bin Daabin]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya orang-orang sama mengatakan : "Abu Hurairah sangat banyak meriwayatkan hadits". Seandainya bukan karena dua ayat di dalam Kitab Allah ini, saya tidak akan meriwayatkan walau sebuah haditspun. Kemudian dia membaca ayat "Innalladziina yaktumuuna maa anzalnaa minal bayyinaati wal hudaa... sampai firman-Nya arrohiim". (Al-Baqarah 159-160). [HR. Bukhari juz 1, hal. 37]

Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak pantas berkeinginan melainkan pada dua macam, yaitu orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakannya dalam kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya. HR. Muslim juz 1, hal. 559]

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu langsung dari orang-orang, tetapi Allah akan mencabut ilmu dengan meninggalnya para ulama, sehingga apabila telah habis orang-orang yang alim, orang-orang akan mengangkat orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya sesuatu akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu, maka mereka itu sesat dan menyesatkan". [HR. Bukhari juz 1, hal. 33; Muslim juz 4, hal. 2058, lafadh ini bagi Muslim]

Bentuk fisik Rasulullah SAW

Diriwayatkan bahwa bentuk fisik Rasulullah SAW sebagai berikut :

Dari Abu Ishaq, ia berkata : Saya mendengar Al-Baraa', ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW orang yang paling tampan wajahnya, dan yang paling bagus bentuk tubuhnya, tidak tinggi jangkung dan tidak pendek". [HR. Bukhari juz 4, hal. 165]

Dari Abu Ishaq, ia berkata : Saya mendengar Al-Baraa', ia berkata, "Rasulullah SAW adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling bagus bentuk tubuhnya. Beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek". [HR. Muslim juz 4, hal. 1819]

Dari Rabi'ah bin Abu 'Abdur Rahman, ia berkata : Saya mendengar Anas bin Malik ketika mensifati Nabi SAW, ia berkata, "Adalah beliau berperawakan sedang diantara kaumnya, tidak tinggi dan tidak pendek, berkulit seperti kembang (putih kemerahan), tidak putih muthlaq dan tidak sawo matang,berambut tidak keriting dan tidak lurus tetapi agak keriting (berombak), diturunkan (wahyu) kepada beliau ketika usia 40 th, lalu beliau tetap tinggal di Makkah dengan mendapatkan wahyu selama 10 tahun, dan di Madinah selama 10 th, di kepala dan jenggot beliau rambutnya yang putih tidak sampai 20 helai". Rabi'ah berkata, "Lalu aku melihat sebagian rambut beliau, ternyata berwarna merah", lalu aku tanyakan, maka dikatakan, "Memerah karena wewangian". [HR. Bukhari juz 4, hal. 164]


Dari Rabi'ah bin Abu 'Abdur Rahman, ia mendengar dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Adalah Rasulullah SAW tidak tinggi jangkung dan tidak pendek, tidak putih muthlaq dan tidak sawo matang, rambut beliau tidak keriting dan tidak lurus. Beliau diutus oleh Allah (menjadi rasul) di awal usia 40 tahun, lalu beliau tetap tinggal di Makkah selama 10 tahun, dan di Madinah selama 10 tahun, lalu Allah mewafatkan beliau sedang di kepala dan jenggot beliau rambutnya yang putih tidak mencapai 20 helai". [HR. Bukhari juz 4, hal. 164]

 
Keterangan :
Pada hadits diatas disebutkan bahwa Nabi SAW tinggal di Makkah selama
10 tahun semenjak menjadi Nabi, dan beliau wafat dalam usia 60 tahun,
itu adalah bilangan yang dibulatkan. Adapun bilangan yang lebih rinci
sebagaimana riwayat berikut ini :

Dari Ibnu 'Abbas bahwasanya Rasulullah SAW tinggal di Makkah (semenjak menjadi Nabi) selama 13 tahun, dan beliau wafat dalam usia 63 tahun. [HR. Muslim juz 4, hal. 1826]

Dari 'Ali, ia berkata, "Rasulullah SAW itu tidak tinggi dan tidak pendek. Beliau adalah tebal jari-jari kedua tangan dan kakinya, besar kepalanya, besar pula tulang-tulangnya, panjang rambut dadanya. Jika beliau berjalan, berjalan dengan tegap seperti turun dari atas. Kami tidak pernah melihat seseorang yang seperti beliau sebelum dan sesudah beliau". [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 259, no. 3716, dan ia berkata : Hadits ini hasan shahih]


Adalah 'Ali bin Abu Thalib ketika mensifati Nabi SAW, ia berkata, "Beliau bukan orang yang sangat tinggi dan bukan orang yang sangat pendek, tetapi beliau adalah orang yang sedang diantara kaumnya. Beliau tidak berambut sangat keriting, dan tidak berambut lurus, tetapi beliau berambut agak keriting (berombak). Beliau tidak gemuk, dan wajahnya tidak bulat sekali, tetapi pada wajah beliau ada seperti lingkaran putih kemerah-merahan, sangat hitam kedua matanya, panjang bulu matanya, besar pangkal bahunya, badannya tidak berbulu, berambut di dadanya, tebal kedua tapak tangan dan tapak kakinya. Apabila beliau berjalan maka berjalan dengan tegap, seolah-olah berjalan di jalan yang menurun, dan apabila beliau menoleh, maka menoleh dengan badannya. Diantara kedua bahunya ada tanda kenabian. Beliau adalah penutup para Nabi, paling lapang hatinya diantara manusia, paling benar lisannya, paling halus wataknya, paling mulia dalam pergaulan. Barangsiapa melihat beliau secara tiba-tiba pasti takut dan hormat kepada beliau, dan barangsiapa
bergaul dengan beliau dan mengenal beliau pasti mencintainya". Orang yang menerangkan ciri-ciri beliau berkata, "Aku tidak pernah melihat seseorang seperti Rasulullah sebelum dan sesudahnya". [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 260, no. 3718, dan ia berkata : Hadits ini sanadnya tidak muttashil].


Dari Al-Baraa' ia berkata, "Rasulullah SAW adalah seorang laki-laki yang rambutnya tidak keriting dan tidak lurus, yang berperawakan sedang (tidak tinggi dan tidak pendek), bahunya lebar, panjang rambutnya menjuntai sampai ke daun telinga. Pernah beliau memakai pakaian warna merah yang saya sama sekali tidak pernah melihat sesuatu yang seindah Nabi SAW". [HR. Muslim juz 4, hal. 1818]

Dari Al-Baraa' ia berkata, "Aku tidak pernah melihat seseorang berambut panjang yang memakai baju merah seindah Rasulullah SAW. Rambutnya menjuntai sampai di bahu. Bahu beliau lebar dan beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek". [HR. Muslim juz 4, hal. 1818]

Dari Qatadah, ia berkata : Aku bertanya kepada Anas bin Maalik, "Bagaimanakah keadaan rambut Rasulullah SAW ?". Anas bin Malik menjawab, "Rambut beliau berombak, tidak keriting dan tidak lurus, dan terurai sampai daun telinga dan bahunya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1819]

Dari Anas, ia berkata, "Adalah rambut Rasulullah SAW terurai sampai sebatas setengah dua daun telinganya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1819]

Dari Al-Baraa', ia berkata, "Kami tidak pernah melihat orang berambut panjang yang memakai pakaian merah yang lebih indah daripada Rasulullah SAW. Beliau memiliki rambut sampai ke bahu, dan bahu beliau lebar. Beliau tidak pendek dan juga tidak tinggi". [HR. Tirmidziy juz 5, hal. 259, no 3714, dan ia berkata : Hadits ini hasan shahih]

Dari Abu Ishaq, ia berkata, "Ada seorang laki-laki bertanya kepada Al-Baraa', "Apakah wajah Rasulullah SAW seperti pedang ?". Dia menjawab, "Tidak, wajah beliau seperti bulan". [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 259, no. 3715, dan ia berkata : Hadits ini hasan shahih]

Dari Anas RA, ia berkata, "Saya belum pernah menyentuh sutera tipis maupun sutera tebal yang lebih halus daripada telapak tangan Nabi SAW, dan aku sama sekali tidak pernah mencium bau atau minyak wangi yang lebih harum daripada bau atau harumnya Nabi SAW". [HR. Bukhari juz 4, hal. 167]

Dari Ka'ab bin Malik, dia bercerita (sehubungan) ketika dia tidak turut dalam Perang Tabuk, dia berkata, "Ketika aku mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW, pada waktu itu wajah beliau cemerlang oleh keceriaan. Dan adalah Rasulullah SAW bila ceria, maka wajah beliau bersinar hingga seakan-akan merupakan sepenggal bulan, dan demikian itu kami mengetahui pada beliau". [HR. Bukhari juz 4, hal. 166]