Aku adalah seseorang yang buta dunia dan
akhirat. bila aku bisa memilih, aku ingin hidup di dunia yang kekal tanpa
kebimbangan dan berkobarnya hawa nafsu. agamaku adalah islam,tapi yang aku
ragukan "islamkah aku?" kehidupanku tak lepas dengan lingkungan yang
terus dan terus membodohiku.
Saat aku berjalan di perempatan jalan yang
sepi tiba-tiba ada suara. Seseorang bertanya padaku, “hai kaum hawa,apa
agamamu, sehingga kau pelorotkan agamamu?”. Akupun menjawab, “hai saudaraku,aku
memakai busana rapat dan ini jelas bahwa agamaku, keyakinanku, dan imanku
adalah islam. Yang kusembah hanyalah Allah semata,pemilik jagad raya”. Dengan
tersenyum jijik dan mengerutkan keningnya, dia pun kembali bertanya, “sungguh?
Aku tahu bahwa kau memakai kerudung putih yang membuat wajahmu cantik, tetapi
tidak untuk leher sampai kakimu yang membuat laki-laki di jagad raya ini
terpesona kecuali aku. Apakah islammu hanya di muka saja atau di lapisan
kulitmu?”
Waktu itu, terik matahari mulai menusuk
ubun+ubun dan membuat keadaan semakin kacau. Semua ranting dan dedaunan tak
henti=hentinya menghantamku dengan kotoran debu. Tubuh terkena guyuran keringat
tanpa henti. Aku tak tahu apakah yang terjadi padaku, jantungku berdetak serasa
detik-detik bom akan meledak, sel tubuh berhenti sejenak untuk menyaksikan
ledakan tubuh yang sangat hebat. Matanya yang tajam telah mensuk jiwa, ahirnya
dengan langkah nekat kuberanikan melihat busanaku. Sungguh betapa malunya aku!
Aku menyimak apa yang ada padaku. Aku memang memakai kerudung favoritku, pemberian
orang tuaku. Aku memang memakai baju lengan panjang warna warna merah muda
bergambar shaun the sheep ,tetapi sungguh terlihat lekuk tubuhku yang ….! Lekuk
dada yang menonjol, dan terlihat rambutku yang mengkilap keluar dari
kerudungku. Selintas terbesit dari pikiranku “ternyata aku seksi juga……?.
Kulanjutkan pandanganku kebawah. Saat itu
aku memakai celana pensil warna hitam. Dengan celana itu, tampak sekali
pergelangankaki dan pahaku yang kecil,
mungkin bila dilihat dari belakang betapa besarnya pantatku. Aku sungguh malu,
aku telah berdosa karena mengbangkitkan hawa nafsu laki-laki yang melihatku.
Tiba-tiba aku mendengar suara buku terjatuh. Kupejamkan sejenak dan kucari
sumber suara itu. Ternyata bukunya terjatuh dan dia permisi untuk melanjutkan
perjalanannya. Ahirnya aku bejalan cepat untuk pulang kerumah yang jaraknya 8
meter dari tempatku diadili.
Sampai dirumah, aku kunci rapat-rapat
kamarku. Kulepas kerudungku dan kuluapkan emosiku. “emangnya itu cowok siapa?
Kenal saja enggak! Kenapa aku dimarahi? Padahal banyak orang di luar sana yang
gak pakek jilbab. Pakok rok mini, pusar kelihatan, pakek kaos masuk angin.
Masih bagusan aku dong!”. Aku termenung sebentar sambil duduk di kasur selama 5
menit, setalah aku termenung aku ganti busanaku dengan busana yang aku beli
waktu lebaran yang lalu dan hanya aku pakai sekali saja saat Idul Fitri. Aku
berdiri di depan kaca tempatku bersole. “Sungguh anggunya diriku jika aku
memakai seperti ini. Jiwaku tentram dan damai. Mengapa tidak dari dulu aku
berpakaian seperti ini?”, ujarku. Aku duduk termenung dan sambil kupeluk boneka
Angry Bird warna merah. Kini aku sadar sesungguhnya aku memakai jilbab bukan
aku ingin menutup aurat, bukan aku ingin melaksanakan perintah Allah tapi aku
seperti ini gara-gara manta pacarku mencintai cewek yang berkerudung. Padahal
mantan pacarku berjanji akan setia kepadaku walu ada cewek yang cantik dari
pada aku. Aku memakai kerudung supaya cowok-cowok suka padaku, tapi itu sudah
berlalu, tanpa terasa aku meneteskan ari mata. Lalu terbesit dalam pikiranku
cowok yang mengadili aku. Baru kali ini ada seorang yang menggurui aku, padahal aku
adalah orang yang suka menggurui orang lain dan tidak suka di gurui oleh orang
lain termasuk orang tuaku. Kali ini, aku harus mengalah karena yang dia ucapkan
itu benar. Jika aku bertemu dia nanti aku akan mengucapkan terimakasih. Sebelum
aku beranjak untuk mengambil wudhlu untuk sholat Ashar, kini aku tersadar islam
bukan tubuhku tapi islam adalah jiwaku.