Jumat, 04 Januari 2013

Senyuman Burung Gereja


Pada suatu hari, di halaman rumah terdapat bangku taman yang di duduki oleh ayah yang berumur 61 tahun dan anak yang berumur 27 tahun. Pada saat itu sang anak dan sang ayah duduk berdampingan, sang anak sedang membaca Koran dan sang ayah sedang melamun dalam keheningan mereka berdua.  Selang beberapa lama terdapat burung gereja hinggap di pohon, dengan seketika lamunan sang ayah langsung terpecah kemudian dilihatnya burung gereja tersebut dan bertanya pada sang anak. “Nak apa itu?” sang anak menjawab dengan nada yang tak menyenangkan “itu adalah burung gereja”. Sang ayah diam sejenak dan bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama “ nak apakah itu?” dengan sedikit jengkel dan membentak sang anak menjawab “sudah kubilang itu hanya burung gereja!” sang anak langsung mengusir burung gereja dengan Koran yang ada ditangannya. Dengan seketika burung gereja itu langsung terbang diatas kepala sang ayah, dan sang ayah pun melihat nya, kemudian suasana hening kembali terjadi.
Tanpa disadari burung gereja tersebut tidak terbang menjauh melainkan burung gereja itu hanya berpindah tempat ke batu yang ada di samping bangku taman tersebut. Lalu sang ayah melihat burung gereja terebut dan bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama pada sang anak,”Nak apa itu?” dengan sedikit marah anak itu menjawab dan membentak sang ayah “ Sudah ku bilang itu hanya burung gereja!, burung G-E-R-E-J-A !”. sang ayah langsung diam, namun sang anak tetap melihat sang ayah dengan pandangan yang amat sinis, keheningan pun terjadi lagi. Lalu sang ayah kembali bertanya “apa itu nak?” dengan marah sang anak menjawab “ ayah ini kenapa sudah kubilang berkali-kali itu hanya burung gereja! Dan ayah tidak mengerti juga!”. Sang ayah beranjak berdiri dari bangkunya lalu sang anak bertanya dengan nada yang sangat marah “ayah kamu mau kemana?” namun sang ayah tidak menjawab tapi hanya melambaikan tangannya kepada sang anak. Dengan sedikit menyesal sang anak merenungi apa yang ia perbuat dengan melihat burung gereja yang di lihat oleh sang ayah.
 Tak lama kemudian sang ayah datang lagi sambil membawa buku dan langsung duduk dekat sang anak. Kemudian sang ayah membuka buku dan mencari halaman yang akan ditunjukan kepada sang anak, setalah ketemu dengan halaman yang dicarinya di tunjukkanlah buku itu kepada sang anak dan kemudian berkata pada sang anak dengan nada yang sangat lembut “baca yang keras tulisan yang ada di buku itu”. Kemudian sang anak membaca dengan keras “Hari ini anak bungsuku, yang baru saja berumur 3 tahun sedan duduk di taman bersamaku, manakala datanglah seekor burung gereja datang dan hinggap di depan kita berdua anak ku bertanta 21 kali, ayah itu apa? Aku pun senantiasa menjawab 21 kali, bahwa itu adalah seekor burung gereja, saya peluk anakku setiap kali ia menanyakan hal yang sama berulang kali tanpa marah sedikitpun, aku berikan kasih sayang kepadanya” sang ayah tersenyum dan sang anak menutup buku itu dengan perasaan yang sangat terharu.
Kemudiaan sang anak memeluk sang ayah dengan kasih sayang sambil mengatakan “maaf kan aku ayah karena aku tidak mengerti maksud ayah” sang anak menangis dan memeluk ayahnya dengan erat. Pada saat sang ayah dan sang anak berpelukan di sisi lain sepasang burung gereja yang hinggap di bangku taman pergi dan terbang bersama ke awan.